Novriadi Al-Fatih Merajut mimpi Nuwo Inggris Di Lampung **dipos oleh kompasiana.com untuk blog competition


14318786351915214094
Siapa gerangan yang bermimpi untuk membangun daerahya? Tak banyak akan berfikir kearah sana terlebih lagi pemuda. Umumnya pola fikir anak muda akan terangsang untuk keluar menantang ombak ganas kehidupan. Kota-kota besar misal Jakara, Malang, ataupun Surabaya akan menjadi desteni yang menarik bagi siapapun. Akhirnya mereka akan meninggakan generasi tua disudut-sudut desa yang jauh dari kemapanan kota.
Jauh dari pandang itu, putra pribumi Lampung—daerah yang kini marak di bincangkan di kota sebagai “kawasan industri Begal”, Muhammad Novriadi Alfatih. Pemuda usia 25 tahun ini menyadari image daerahya terkenal di media massa bukan karna prestasi positif namun sebaliknya. Walaupun demikian, tak menyurutkan dirinya menjadi bagian warga yang bertanggung jawab atas keberlangsungan perkembangan kota nya.
Umumnya, mereka akan kembali ke kampung halaman dalam usia tidak produktif lagi bahkan sampai menetap melupakan jalan pulang. Kembalinya anak putra pribumi lampung dari ujung timur pulau Jawa memberikan amunisi baru bagi daerahnya.
Sepulangnya dari Kampung Inggris di Pare Jawa Timur setahun silam (2014) menantang dirinya untuk mengurangi image Lampung sebagai investor begal menjadi Lampung sebagai Nuwo (dalam Bahasa Lampung artinya adalah rumah) Inggris tidak hanya di Lampung tapi Sumatera. Lampung ingin dijadikan sebagai Kampung Inggris kedua setelah di pare.
Lampung bagi dirinya memiliki potensi besar membangun Kota Inggris. secara geografis Novri memandang Lampung merupakan titik temu antara pulau Sumatera dan Jawa, serta kondisi lingkungan nya turut mendukung.
Dengan bermodal pengalaman beasiswa di Global English di Pare dalam program Teaching Clinic III akhirnya menghantarkan Novri menjadi pengajar atau tutor di sana. Selain itu dirinya diamanahkan mengelola Asrama SAIGON English Camp. Novri mengawali mimpi dirinya dan berharap menjadi mimpi bersama warga Lampung, dengan membuka kursus Bahasa Inggris yaitu Rumah Inggris di Jl. Pulau Sebesi Sukarame Bandar Lampung.
Rumah Inggris mereplikasi sistem seperti yang diterapkan di Kampung Inggris, Pare. Seluruh member harus wajib Speaking English di area Camp Rumah Inggris dan lingkungan sekitar. Terbukti, dengan dimulai awal bulan ini sudah dapat menarik perhatian masyarakat sekitar, dengan secara tidak langsung merangsang untuk belajar Speak English.
Untuk memwujudkan mimpi bersama tersebut, tokoh pemuda ini mengajak bersama-sama mensentralkan Sukarame sebagai pusat Kampung Inggris. Kedepannya Novri akan mengajak seluruh stakeholders membuka Kursus Bahasa Inggris di Sukarame. Semakin berjamurnya Kursus-an Bahasa Inggris ditempat ini menjadi kunci jika ingin membangun Lampung Sebagai Nuwo Inggris.
Lebih Luas Lagi, Novri percaya bahwa Semakin bertumbuhnya Kampung-Kampung Inggris Baru di Indonesia, akan membantu index percepatan pertumbuhan sumber daya manusia (SDM). Dan tantang era globalisasi akan mudah terjawab oleh masyarakat Indonesia. Apalagi menjelang adanya bonus demografi untuk Indonesia.
Kepercayaan penuh inilah yang menjaga semangat juang Novri mengkampanyekan Lampung sebagai Nuwo Inggris baru. Paling tidak dirinya sudah turut serta menjadi bagian pembangunan bangsa.
Novri percaya bahwa bahasa Inggris bukan hanya milik kaum tertentu atau strata ekonomi menengah ke atas melainkan milik kita semua. Oleh karena itu saya berusaha sebisa mungkin menarik minta teman-teman yang memiliki visi jauh kedepan untuk belajar bersama sebagai keluarga dengan biaya yang terjangkau bagi mereka, Bahkan setiap periodiknya kami memberikan beasiswa, dan tentunya dengan tetap mengedepankan mutu dan standard pendidikan.
Dan siapa sangka, pemuda enerjik ini dalam proses hidupnya tak sempat menikmati kemapanan kehidupan, namun daya fikirnya mampu menerobos relung terdalam. Pemuda yang terlahir dan terakhir dari pasangan Ismail (alm) dan Sriyuna 25 tahun silam. Ia tumbuh besar dari keluarga sederhana, terlebih saat ibunya menjadi “single parent” sejak Ia berusia 3 Tahun. Sang Ibu bertahan hidup sebagai pembantu rumah tangga hingga tukang kue keliling dan sekaligus menjadi ibu rumah tangga. Hingga pada akhirnya anak-anaknya mampu menggapai mimpi mereka.
Novri menempuh jenjang kuliah di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung pada tahun 2008. Tak berhenti didalam bangku-bangku kelas saja, Novri terkenal sebagai aktifis di kampusnya dengan sempat menjadi Ketua Umum Klub Selam Anemon Unila dan pendiri Forum Penyelam Mahasiswa Lampung.
Dibidang akademis Novri pernah menjuarai Olimpiade Bidang Biologi se-Sumbagsel yang diadakan oleh DIKTI pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 ia menjadi Juara Umum Olimpiade Bidang Biologi Tingkat Provinsi yang diadakan oleh PERTAMINA.
Dengan kebersamaan membangun peradaban bangsa, Novri percaya bahwa mimpi bersama itu terus semakin dekat. ”Saya membayangkan bahwa seluruh masyarakat Lampung khususnya dan Indonesia umumnya mulai memandang bahasa inggris sebagai sebuah jendela untuk melihat dunia, menjadi tenaga muda yang produktif dan kompetitif serta memiliki nilai jual. Jaya Indonesiaku, mari bahu membahu”.

cat: diposkan kembali sebagai catatan pribadi penulis

0 komentar :