Makalah LK II HMI, Menggugat Kembali Tujuan HMI dalam Mewujudkan Kepemimpinan yang Berkualitas

Menggugat Kembali Tujuan HMI dalam Mewujudkan Kepemimpinan yang Berkualitas


1.1 Latar Belakang

Adanya pemimpin dalam satu wadah untuk memainkan peran sistem sangatlah penting, untuk itu menjadi sebuah keharusan ketika harus ada mekanisme sistematis yang mampu merekayasa sedemikian rupa untuk menghadirkan pemimpin tersebut, agar berkesesuaian dengan kebutuhan kontemporer, meskipun tidak dapat dinafikan dapat hadirnya pemimpin-pemimpin yang memiliki kekuatan kepemimpinan tanpa adanya rekayasa, dengan kata lain terlahir untuk menjadi pemimpin. 

Setidaknya mekanisme yang akan  dibahasakan harus mencakup tentang penghadiran sifat-sifat pemimpin yang ideal seperti beriman dan bertaqwa (QS 25 ayat 71-74) memiliki kelebihan jasmani dalam artian kuat fisiknya (QS 2 ayat 247) terampil dan memiiki pengetahuan yang luas, memiliki kelebihan batiniyah (QS 3 ayat 159) memiliki keberanian, adil dan jujur (QS 4 ayat 53) bijaksana (QS 16 ayat 38) demokratis (QS 42 ayat 38) penyantun (QS 15 ayat 88) paham keadaan umat, ikhlas, rela berkorban, qanaah, dan istiqomah (QS 46 ayat 13) seta berakhakul karimah.

Jiwa kepemimpinan secara universal diberikan kepada manusia sebagai pemegang amanat kekhalifahan di muka bumi, namun keuniversalan tersebut bukan berarti bahwa tanpa penggalian secara mendalam kemudian mampu dengan sendirinya. jiwa kepemimpinan seperti sumber daya alam yang belum terekploitasi dan untuk mengekploitasinya memerlukan tahapan-tahapan sistem
agar tidak membahayakan lingkungannya, begitu juga dengan jiwa kepemimpinan ketika tidak melalui sistem yang sistematis, maka bisa saja calon pemimpin tersebut justru akan membahayakan masyarakat yang akan dipimpinnya. 

Di dalam sistem perkaderan HMI tergambar pemimpin-pemimpin yang ingin dilahirkannya, bila dianalogikan dengan pabrik, maka sistem ini adalah wadah berisi peralatan-peralatan canggih yang apabila dimaksimalkan pengunaanya, maka akan dapat menghasilksan output yang sesuai dengan kebutuhan kontemporer, pun begitu sebaliknya.

Salah satu penyebab etika kepemimpinan di tubuh HMI karena kurangnya pemahaman terhadap sejarah berdirinya organisasi ini. Maka dari itu, kehadiran seorang pemimpin ditengah-tengah krisis menjadi sebuah keharusan. Tentunya organisasi ini membutuhkan sosok Lafran Pane, Nurcholis Madjid, Akbar Tandjung, dan Anas Urbaningrum baru yang lebih prima dari sebelumnya.
Pemimpin yang tetap mampu mempertahankan sejarah, identitas serta nilai-nilai
dasar perjuangan dalam jati diri Himpunan Mahasiswa Islam. Dari latar belakang tersebut, saya mengambil judul makalah ini dengan harapan dan keyakinan bahwa dengan tulisan ini dapat membantu dan menjadi jawaban untuk kader HMI agar mampu untuk berperan serta dan selalu senantiasa bergerak untuk menghadapi segala tantangan dan godaan yang ada, salah satunya etika kepemimpinan, untuk mewujudkan kepemimpinan muslim intelektual, maka saya menyusun makalah ini dengan judul: “Menggugat Kembali Tujuan HMI dalam Mewujudkan Kepemimpinan yang Berkualitas ”

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah tujuan HMI dalam mewujudkan kepemimpinan yang
berkualitas.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami tujuan HMI dalam mewujudkan kepemimpinan yang berkualitas.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Bagi pembaca : Pembaca mendapat wawasan tentang tujuan HMI dalam mewujudkan kepemimpinan yang berkualitas.
2. Bagi penulis : Diharapkan tulisan ini dapat berguna bagi penulis dalam menambah dan memperluas wawasan ilmu dan pengalaman bagi diri sendiri, dan dapat menjadi salah satu karya yang mampu meloloskan penulis untuk mengikuti Latihan Kader II HMI Cabang Metro.

baca lebih lanjut di bawah ini...

"setiap orang adalah guru, setiap tempat adalah sekolah"


0 komentar :